KUNYIT


Curcuma domestica Val.

A. Sinonim, Familia dan Morfologi

 1. Sinonim:  Curcuma longa L
          Amomum curcuma Murs   
   
2. Familia:Zingiberaceae

3. Morfologi Tanaman:
    Tanaman semak, tinggi tanaman ± 70 cm. Batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang, berwarna hijau kekuningan.
Rimpang berwarna kuning hingga kuning jingga, rasa agak pahit dan tebal dilidah.
Daun tunggal, bentuk lanset memanjang, helai daun tiga sampai delapan, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12,5 cm, pertulangan menyirip, warna hijau pucat.
Perbungaan majemuk, berambut, bersisik, tangkai 16-40 cm, mahkota panjang ± 3 cm, lebar ± 1,5 cm, berwarna kuning, kelopak silindris, bercangap tiga, tipis, ungu, pangkal daun pelindung putih, ujung daun pelindung ungu kemerahan.

B.Bagian tanaman yang digunakan dan Nama Simplisia

1. Bagian Tanaman yang digunakan:Rimpang

2. Nama Simplisia: Curcuma domestica  Rhizoma (Rimpang Kunyit)

C. Kandungan Kimia
   
1. Minyak atsiri (3-5%): Zingiberene, Sesquiterpene, alpha dan beta turmeron (aroma),   artumerone, alpha dan gamma atlanton, curlone dan curcumol. 

2. Curcuminoid (3-5%): Curcumin(diferuloylmethane), monodesmethoxycurcumin dan bisdesmethoxycurcumin

3. Zat Pati/Amylum (30-40%)

4. Gom/Getah
   
D. Efek Farmakologi

Antihepatotoxic/hepatoprotektor, antihiperlipidemik, antiinflammasi, antioksidan, antitumor, antimikrobia, insektisida, antifertil, antispasmodic, stomakik, kolagogum, karminatif dan dispepsia

E. Khasiat Kunyit

1. Antiinflamasi

    Aktivitas antiinflamasi dari C.domestica telah ditunjukkan dengan percobaan menggunakan hewan uji tikus pada uji pembengkakan kaki yang telah diinduksi dengan karagenen.  Efektivitas obat dilaporkan sama dengan efektivitas hidrokortison asetat dan indometasin pada penginduksian radang. Pemberian secara intraperitonial adalah paling efektif menurunkan peradangan akut maupun kronis. Pemberian oral baik ekstrak atau serbuk tidak menghasilkan efek antiinflamasi.

Aktivitas antiinflamasi ditunjukkan oleh minyak atsiri terhadap arthritis yang diinduksi adjuvant, peradangan yang diinduksi hyaluronidase dan peradangan kaki yang diinduksi karagenan. Aktivitas antiinflamasi timbul melalui penghambatan enzim trypsin dan hyaluronidase.

    Curcumin dan turunannya juga mempunyai aktivitas antiinflamasi. Pemberian curcumin dan natrium curcuminoid secara intraperitonial menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang kuat. Hal ini telah diuji pada tikus yang mengalami pembengkakan kaki setelah diinduksi dengan karegenan. Curcumin efektif jika diberikan secara oral.

Aktivitas antiinflamasi curcumin terjadi karena kemampuannya mengikat radikal bebas oksigen yang menyebabkan proses peradangan.

    Kunyit memiliki aktivitas anti ular berbisa yaitu dengan adanya kemampuan dari ar-turmeron yang mampu memblok antihaemorrgia dari efek Bothrops dan efek mematikan dari bisa Crotalus dengan cara memblok proliferasi dan aktivitas limfosit manusia.

2. Hepatoprotektor dan Antioksidan

    Pada penelitian yang dilakukan dibagian farmakologi FKUI, kunyit memiliki efek hepatoprotektif dan antioksidan yang kuat. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa efek proteksi terhadap kerusakan hati (karena pemberian parasetamol dosis tinggi = 2500 mg/kg BB) semakin besar dengan semakin tingginya dosis kunyit yang diberikan.

Efek protektif yang kuat ini disebabkan oleh karena besarnya massa kunyit dalam saluran pencernaan yang dapat mempengaruhi absorbsi zat toksik (parasetamol) dalam usus.
   
Sedangkan efek antioksidan curcumin diduga karena adanya gugus ß-diketon yang tidak jenuh.

3. Karminatif dan Dispepsia

    Efek curcumin terhadap pembentukan gas di usus ditunjukkan secara in vitro dan in vivo. Pemberian curcumin pada Clostridium perfringens di usus secara in vitro dan pada tepung buncis makanan tikus menimbulkan reduksi bertahap pada pembentukan gas.

    Minyak atsiri dan curcumin ternyata mempunyai efek kolagogum yaitu dapat meningkatkan sekresi empedu. Setelah pemberian secara intravena pada anjing, kantung empedunya menjadi terangsang.

    Pada uji klinis, pemberian oral 500 mg serbuk kunyit 4 x sehari selama 7 hari pada 116 pasien penderita dispepsia asam dan gas dengan cara acak telah menunjukkan respon yang signifikan pada pasien yang menerima pengobatan.

4. Antihiperlipidemi

    Berdasarkan Imono Argo Donatus,  hasil uji praklinis pada tikus dan kelinci yang dibuat hiperlipidemi menunjukkan bahwa sari alkohol rimpang kunyit terbukti efektif menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida serum.

Mekanisme kerjanya diperkirakan dengan menghambat sintesis asam lemak. Hal ini dipertegas dengan hasil uji klinik pada penderita hiperlipidemi. Sari alkohol rimpang kunyit sebesar 3 g/kg BB yang diberikan 2 x sehari selama 12 minggu, mampu menurunkan kadar kolesterol ± 50% dan trigliserida 62%.

F. Efek Samping
    Rimpang kunyit mempunyai efek anti fertilitas karena adanya minyak atsiri dan curcuminoid.

    Sari alkohol rimpang kunyit diketahui dapat mengendalikan hiperlipidemi (hiperkolesterolemi atau hipertrigliseridemi) dengan efek samping yang relatif ringan. Namun pada penderita hipertensi/hiperlipidemi yang mempunyai riwayat tukak lambung harus hati-hati karena kandungan kunyit yang lain yaitu curcumin, dapat menyebabkan luka perut (ulcerasi lambung).

Curcumin dinyatakan memiliki indeks ulcerogenik lebih rendah dibanding fenilbutazon. Akan tetapi pemberian curcumin secara oral selama 6 hari berturut-turut pada tikus dengan dosis 100 mg/kg BB menyebabkan ulcerasi lambung dan dengan dosis lebih rendah ternyata curcumin dapat mencegah terjadinya ulcerasi lambung oleh fenilbutazon. Ulcerasi yang disebabkan oleh dosis tinggi curcumin dihubungkan dengan pengurangan yang nyata pada sekresi mucin.

Akan tetapi pada percobaan menggunakan hewan uji tikus, pemberian kunyit sampai dosis 5 g/kg BB tidak menimbulkan efek toksik. Uji kronik dengan dosis 750 mg/kg/hari selama 10 minggu juga tidak menimbulkan efek toksik. Jadi kurkumin relative aman.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar